Menkes Luncurkan RAN PPAKI 2013-2015, dan Buku Saku Pelayanan Kesehatan
Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Jakarta, 26 September 2013
Kamis pagi (26/9), Menteri Kesehatan RI, dr.
Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, meluncurkan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan
Angka Kematian Ibu (RAN PPAKI) tahun 2013-2015, dan Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Hal ini dilakukan guna memfokuskan percepatan
pencapaian target Millenium Development Goal (MDG) poin 5, yaitu meningkatkan
kesehatan ibu, mempercepat penurunan angka kematian ibu (AKI), ujar Menkes di
sela-sela kegiatan peluncuran RAN PPAKI 2013-2015, dan Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan, yang dilanjutkan dengan
pembukaan seminar Upaya Peningkatan Kesehatan Ibu di Indonesia Menjelang
Berakhirnya MDGs tahun 2015di Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
RAN PP AKI memuat berbagai program kesehatan
sebagai acuan setiap perencanaan kegiatan di tingkat pusat maupun di tingkat
daerah dalam upaya menurunkan kematian ibu. Sementara itu, Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu berisi panduan bagi tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan dalam menangani kasus kebidanan, deteksi dini komplikasi kebidanan
dan penanganan keadaan darurat serta persiapan untuk rujukan.
Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan
Angka Kematian Ibu (RAN PPAKI) 2013-2015
Estimasi berdasarkan hasil Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1990-2007 dengan perhitungan exponensial,
AKI di Indonesia pada tahun 2015 diperkirakan baru mencapai 161 per 100.000
kelahiran hidup, sementara target MDG yang harus dicapai adalah 102 per 100.000
kelahiran hidup. Untuk itu, Kemenkes RI menyusun RAN PP AKI 2013-2015 yang
berfokus pada 3 strategi dan 7 program utama
Tiga Tantangan
Utama adalah:
1.
Akses ke fasilitas pelayanan kesehatan sudah
membaik, tetapi cakupan dan kualitas belum optimal;
2.
Terbatasnya ketersediaan sumber daya strategis
untuk kesehatan ibu dan neonatal;
3.
Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
tentang kesehatan ibu.
Tiga Strategi
adalah :
1.
Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan
kesehatan ibu;
2.
Peningkatan peran Pemerintah Daerah terhadap
Peraturan yang dapat mendukung secara efektif pelaksanaan program;
3.
Pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
Tujuh Program
Utama meliputi:
1.
Penyediaan pelayanan KIA di tingkat desa
sesuai standar;
2.
Penyediaan fasyankes di tingkat dasar yang
mampu memberikan pertolongan persalinan sesuai standar selama 24 jam 7 hari
seminggu;
3.
Penjaminan seluruh Puskesmas Perawatan,
Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan Rumah Sakit
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif ( RS PONEK) selama 24 jam 7
hari seminggu berfungsi sesuai standar;
4.
Pelaksanaan rujukan efektif pada kasus
komplikasi;
5.
Penguatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dalam tata kelola desentralisasi program kesehatan, seperti regulasi,
pembiayaan, dan lain;
6.
Pelaksanaan kemitraan lintas sektor dan
swasta;
7.
Peningkatan perubahan perilaku dan
pemberdayaan masyarakat melalui pemahanan dan pelaksanaan P4K serta Posyandu.
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan
Kurangnya
pengetahuan medis tenaga kesehatan di pusat-pusat pelayanan kesehatan primer
terutama dalam menangani kasus kebidanan, deteksi dini komplikasi kebidanan dan
penanganan keadaan darurat, berpengaruh terhadap angka kematian ibu (AKI).
Sehubungan dengan hal tersebut, dibutuhkan panduan teknis sederhana yang
berisi: standar perawatan antenatal, manajemen kebidanan darurat dan persiapan
untuk rujukan ke pusat pelayanan medis yang lebih tinggi.
Buku
Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan terdiri
dari 6 BAB, yaitu:
BAB 1 Kegawatdaruratan dalam Kehamilan dan
Persalinan;
BAB 2 Kehamilan dan Persalinan Normal;
BAB 3 Kehamilan dan Persalinan dengan Masalah;
BAB 4 Masalah Nifas;
BAB 5 Kontrasepsi;
BAB 6 Sistem dan Cara Rujukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar