Senin, 09 Juni 2014

Hipertensi Pada Kehamilan


Pre-eklamsia
          Kejadian hipertensi, edema, dan proteinuria setelah 20 minggu kehamilan pada wanita dengan riwayat normotensif
          Pre-eklampsia bukan gestasional hipertensi maupun hipertensi kronik pada wanita hamil
          Pre-eklampsia diartikan hipertensi dengan hiperurikemia atau proteinuria
          Kategori ringan/parah didasarkan pada derajat peningkatan tekanan darah, derajat proteinuria ataupun keduanya
Risiko pada ibu dan janin
          Risiko pada ibu: konvulsi, perdarahan otak, udem paru, gagal ginjal, perdarahan hepar, dan kematian
          Risiko pada fetus: kemunduran pertumbuhan yang parah, hipoksia, asidosis, prematuritas, dan kematian
          Komplikasi tergantung:
        Onset preeklampsia
        Ada tidaknya komplikasi dengan obat
        Tingkat keganasan
        Kualitas pengobatan
Kategori preeclampsia
          Pre-eklampsia ringan
        Hipertensi dengan proteinuria (> 300mg/hr atau 100 mg/dl, dengan atau tanpa edema
        Manajemen terapi: monitoring ketat tekanan darah, BB, ekskresi protein urin, platelet count, status kesehatan janin
        Kehamilan harus diinduksi, bedrest, terapi antihipertensi, atau antikonvulsan profilaktik
          Pre-eklampsia berat
        Proteinuria mencapai 4gram/hr, tekanan darah 160/110 mmHg, sakit kepala berat, gangguan visual, nyeri epigastrik
        Proses kelahiran harus dipercepat tanpa memperhatikan durasi atau usia kehamilan
        Pilihan obat: hidralazin iv bolus 5 mg. Diulang jika diperlukan setiap 20 menit sampai kumulatif 20 mg
        Jika resisten, berikan labetolol 20 mg iv atau nifedipin (Kategori C) 10 mg po
        Alternatif pilihan untuk mengatasi efek samping hidralazin: propanolol (Kategori C)
Pencegahan pre-eklampsia
          Dahulu dengan pembatasan garam dan obat diuretik, namun belakangan diketahui pembatasan ini mengurangi volume tubuh, tanpa mengurangi frekuensi hipertensi
          Mencegah kejadian dengan dosis rendah aspirin, bukan untuk terapi
          Suplemen kalsium efektif untuk mengurangi resiko kehamilan, tapi efektivitas terhadap preeklampsia sangat kecil
Perbedaan hipertensi kronik dan hipertensi gestasional
          Hipertensi kronik
        Terjadinya hipertensi sbl 20 minggu gestasi
        Metildopa (Kategori B) atau labetolol adalah pilihan obat pertama karena tidak mempengaruhi uteroplasenta atau hemodinamik pada fetal
        Gol ACE menimbulkan banyak efek samping
        Diuretik masih kontroversial keamanannya
          Gestational hipertensi
        Perkembangan tekanan darah tinggi tanpa simptom dari preeklampsia setelah 20 minggu kehamilan dalam wanita yang sebelumnya normotensif
        Pada beberapa wanita hipertensi gestasional dapat menjadi manifestasi awal terjadinya preeklampsia
        Outcome kehamilan pada wanita dengan gestasional hipertensi lebih baik tanpa terapi obat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar